Sabtu, 31 Mei 2014

kesenian ludruk jawa

Kesenian Ludruk Jawa
[gambar : nuri165.student.umm] [gambar : nuri165.student.umm]
Kesenian yang satu ini bisa dikatakan ada kemiripan dengan ketoprak, bedanya jika ludruk berasal dari jawa timur sedangkan ketporak berasal dari Yogyakarta dan jawa tengah, kemiripan lainya terletak pada seni tari, tembang dan para pemain yang jumlahnya lumayan banyak. jika ketoprak sering menampilkan cerita-cerita legenda di tanah jawa sedangkan ludruk lebih banyak bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan kental dengan unsur komedi.
Asal mula ludruk sudah sejak jaman belanda. dalam kamus Javanansch Nederduitssch Woordenboekv karya Gencke dan T Roorda (1847) ludruk berarti Grappermaker yang mempunyai arti badut atau komedi. tetapi menurut pakar ludruk yag bernama Cak Markaban ludruk berasal dari kata Gela-Gelo dan Gedrak-Gedruk tetapi ada pula pendapat lain ludruk berarti Molo-Molo dan gedrak-gedruk yang artinya pemain ludruk itu bernyanyi dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai itu menurut pemain ludruk senior Cak Kibat.
Kesenian ludruk pada jaman belanda menjadi tontonan favorit anak-anak muda belanda. mereka senang  dengan kelucuan para pemain dan alur cerita yang lucunya luar biasa. ludruk juga identik dengan peran wanita yang dimainkan pria yang disebut wedokan, para pria yang akan memainkan wedokan memang total dalam berdandan lengkap dengan sangggul dan make up. ludruk juga kental dengan tari-tarian dan gerakan tari diatas panggung ludruk banyak di adaptasi dari Tarian Remo tarian khas jawa timur, tarian remo memang atraktif dengan hentakan kaki yang khas.
Pada tahun 1930-1945 mulai banyak group-group ludruk bermunculan. tahun 1933 Cak Durasim mendirikan ludruk yang diberi nama ludruk Oradaniesatie. ludruk ini juga sebagai wujud perlawanan terhadap belanda dan jepang. pertunjukan ludruk juga sebagai penerangan terhadap rakyat agar mempersiapkan kemerdekaanya, karena dianggap menentang ahirnya Cak Durasim di jebloskan ke penjara oleh penjajah jepang hingga meninggal. jepang tersinggung dengan tembang julang-julingnya yang dianggap menyindir dan menentang penjajah.
Sangat disayangkan kesenian ludruk ini sudah semakin sedikit group mementaskan dan semakin sedikit pula minat masyarakat terhadap  kesenian daerah ini. padahal kesenian ludruk mengandung banyak filosofi dan pesan moral yang bagus bila disimak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar